Bakat yang diasah bersama dengan potensi akan mempengaruhi dan menentukan tingkat kesuksesan perkembangan karir individu. Koherensi antara bakat dan potensi yang terwujud biasanya tercermin di dalam CV (Curriculum Vitae) dan juga saat wawancara kerja. Apa itu bakat dan apa saja jenis-jenisnya. Berikut ini pembahasan lebih lanjut terkait bakat.
Definisi Bakat
Bakat adalah kemampuan alami yang dimiliki individu. Kemampuan alami ini dapat digunakan untuk mengembangkan diri dan bekerja di bidang yang terkait dengan bakat tersebut.
Orang yang memiliki bakat apabila bekerja di bidang yang terkait dan relevan dengan bakatnya akan lebih cepat belajar dan sukses dalam jangka waktu yang lebih singkat atau lebih pendek, dibandingkan dengan yang tidak memiliki kemampuan bakat tersebut. Kualitas maupun kuantitas hasilnya juga biasanya jauh lebih baik daripada orang lain pada umumnya.
Bakat merupakan potensi individu yang dimiliki sejak lahir. Namun, bakat harus dikembangkan untuk membawa kesuksesan. Semakin dikembangkan, akan semakin baik wujud bakat tersebut. Dengan demikian, karirnya pada pekerjaan yang relevan dengan bakatnya tersebut, lebih cepat berkembang dan mengalami kenaikan pesat.
Jenis-jenis Bakat
Ada banyak sekali jenis-jenis bakat, tetapi secara umum dapat dibagi sebagai berikut:
1. Bakat Verbal
Ini adalah bakat yang terkait dengan kemampuan dalam mengungkapkan atau mengekspresikan suatu konsep atau suatu tujuan dalam rangkaian suatu kata dan kalimat dengan baik, jelas dan benar. Bisa verbal lisan maupun tulisan. Seorang yang memiliki bakat verbal lisan, bisa menjadi pembicara ulung, sebaliknya yang bakatnya menulis, bisa menjadi penulis terkenal.
2. Bakat Numerikal
Bakat numerikal berkaitan dengan konsep-konsep dalam suatu bentuk angka atau numerik. Salah satunya ditunjukkan dengan kemampuan matematik yang tinggi.
3. Bakat Skolastik
Bakat skolastik berkaitan dengan l ogika, baik dalam kombinasi kata-kata maupun angka-angka. Bakat ini terkait juga dengan kemampuan penalaran, mengurutkan, dan berpikir dalam suatu pola sebab-akibat. Tujuannya untuk menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual, ataupun pola numerik, secara rasional. Bakat ini seperti yang dimiliki oleh para ilmuwan, akuntan, atau ahli pemrogram komputer. Ilmuwan seperti, Newton dan Einstein adalah contoh orang yang memiliki bakat skolastik.
4. Bakat Abstrak
Bakat abstrak tidak saja terkait dengan bentuk kata-kata, namun terkait dengan bentuk pola, rancangan, diagram, dan juga ukuran-ukuran. Kemampuan melihat dan memahami bentuk-bentuk dan juga posisi-posisinya menjadi sesuatu yang bermakna, menunjukkan kemampuan abstrak orang tersebut.
Dan masih banyak lagi jenis-jenis bakat lainnya, seperti bakat mekanik, relasi ruang atau spasial, bakat linguistik terkait bahasa, musik, dan lain-lain. Apakah semua orang memiliki bakat? Saya meyakini setiap orang memiliki bakat, hanya saja ada yang mewujudkannya dan ada yang tidak. Ada yang terus mengasahnya, ada yang menyerah di tengah jalan. Bagaimana dengan Anda?
Assessment centre merupakan salah satu metode penilaian SDM terkini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecakapan kompetensi yang dikuasai oleh calon pegawai. Penilaian dalam assessment centre, terutama difokuskan pada kompetensi soft skills, walau tidak menutup kemungkinan kompetensi teknikal juga kerapkali dinilai. Kompetensi soft skills apa saja yang dinilai? Tentunya kompetensi yang dipersyaratkan untuk sukses menjalankan sebuah jabatan atau pekerjaan tertentu.
Kompetensi didefinisikan sebagai kombinasi dari pengetahuan, skills, dan sikap yang terwujud dalam perilaku-perilaku yang dapat diobservasi sehingga dapat dibedakan tingkat kinerja antara individu yang unggul dan yang tidak. Ada banyak sekali kompetensi soft skills yang dapat dinilai yang bisa digolongkan dalam lima kategori besar, yaitu; managerial & leadership, individual trait, interpersonal & work in team, motivational behavior, dan problem solving & decision making.
Assessment centre itu sendiri didefinisikan sebagai proses penilaian kompetensi melalui pengukuran terhadap perilaku-perilaku tertentu. Perilaku ini ‘dipancing’ untuk muncul melalui beragam soal (misal, analisis kasus, presentasi, dll), tes-tes psikometri, dan simulasi tugas (misal, diskusi kelompok, role-play, dll).
Dalam mengukur satu kompetensi, misalnya kompetensi kepemimpinan, beberapa tes dan simulasi tugas digunakan untuk menilai kompetensi tersebut, yang seringkali digunakan adalah diskusi kelompok, analisis kasus, dan role-play. Asumsi dasar assessment centre adalah perilaku yang ditampilkan seseorang saat ini dapat memprediksi perilakunya di masa depan.
Perilaku-perilaku yang muncul sebagai keluaran (output) dari penggunaan beragam alat dan simulasi ini menjadi indikator (tolok ukur) tingkat kecakapan kompetensi yang dimiliki kandidat. Salah satu tantangan menggunakan metode assessment centre adalah apabila yang muncul adalah perilaku tertutup. Pada umumnya, jenis perilaku ini akan terjadi apabila stimulus tidak dapat diamati dengan jelas. Respon seseorang terhadap reaksi cenderung terbatas seperti dalam bentuk perasaan, perilaku, persepsi dan yang lainnya. Ini menjadikan keahlian profesional dan pengalaman asesor sebagai penilai dalam assessment centre mutlak dibutuhkan.
Proses penilaian kompetensi menggunakan standar kompetensi yang telah ditetapkan atau dikenal dengan nama model kompetensi. Biasanya berupa buku atau manual yang menjadi pegangan asesor untuk memberikan penilaian. Penilaian dalam assessment centre dilakukan oleh lebih dari satu orang asesor. Hal ini dilakukan untuk mengurangi bias. Selain itu, pemanfaatan tes-tes psikometri dalam assessment centre juga menjadikan metode ini memiliki keunggulan dibandingkan metode lainnya.
Berikut ini lima manfaat utama menggunakan metode assessment centre:
Sebelum dihadapkan dengan pekerjaan baru Anda, tentu terlebih dahulu Anda harus mengirim lamaran, kemudian melakukan tes kerja bukan? Keberadaan tes kerja ini sendiri ternyata banyak digunakan oleh perusahaan untuk mengetahui bagaimana kemampuan dan kompetensi calon pegawai.
Apa itu psikometri
Tes yang dimaksudkan disini dikenal juga dengan nama tes psikometri. Biasanya digunakan mandiri oleh perusahaan, ataupun juga digabungkan dengan metode assessment center. Metode tes psikometri sendiri ternyata sudah ada sejak tahun 1920-an dimana awalnya digunakan didalam seleksi anggota-anggota militer pada saat itu. Tak bisa dipungkiri, dunia militer memang jauh lebih berkembang dalam bidang pengukuran dan penilaian aspek mental manusia dibandingkan dengan bidang lainnya.
Dalam dunia kerja, penggunaan tes ini sangat penting untuk mengetahui apakah calon pegawai sesuai dengan kriteria yang diharapkan oleh perusahaan ataukah tidak? Dalam tes itu sendiri biasa ada beberapa tipe pertanyaan maupun aspek-aspek apa saja yang ingin digali dan dinilai dari seorang kandidat.
Berikut ini adalah ulasan ringkas terkait aspek-aspek yang diukur. Penggunaan tes psikometri ini sendiri bisa berguna untuk membantu Anda mengenali dan mengetahui bagaimana perilaku calon kandidat fit dengan kebutuhan perusahaan Anda.
Bagaimana pengukuran perilaku dilaksanakan
Perilaku sendiri merupakan sebuah hal yang dikerjakan oleh seseorang, baik itu bisa diamati secara langsung maupun tidak langsung. Biasanya perilaku baru akan terjadi apabila ada stimulus dan kemudian sebuahh respon atau reaksi mengikuti. Bentuk-bentuk perilaku tersebut bisa digolongkan menjadi dua kelompok yaitu.
1. Perilaku tertutup
Pengukuran perilaku seseorang bisa dilihat dari jenis perilaku yang tertutup ini. Pada umumnya, jenis perilaku yang satu ini akan terjadi apabila stimulus tidak mampu diamati oleh orang luar dengan jelas. Respon seseorang terhadap reaksi masih cukup terbatas, seperti dalam bentuk perasaan, persepsi, harapan, dan lainnya.
2. Perilaku terbuka
Lain halnya dengan bentuk perilaku terbuka, perilaku ini bisa segera dilihat, seperti meliputi tindakan dan praktik dan bisa diamati oleh orang luar. Misal, perilaku lapar, yang diikuti dengan makan dengan lahap. Orang lain bisa mengetahuinya karena terlihat dengan jelas.
Selanjutnya untuk dapat memahami perilaku kerja kandidat, maka dilakukan beragam tes. Termasuk didalamnya, tes psikometri dan penilaian kompetensi. Tes psikometri sendiri bisa digunakan untuk beragam tujuan. Misal, untuk tujuan mengukur kepribadian, minat, sikap kerja, kecerdasan, dsb. Tes psikometri juga dapat dibangun untuk mengetahui ciri kepemimpinan seseorang. Kepemimpinan sendiri merupakan sebuah kompetensi. Sehingga untuk mengukur kompetensi kepemimpinan akan lebih tepat menggunakan assessment center yang dilengkapi dengan penggunaan tes psikometri.
Untuk itu, tes-tes psikometri tidak bisa dilepaskan penggunaannya dalam penilaian kompetensi kandidat. Semakin beragam alat tes yang digunakan dalam mengukur kompetensi, akan semakin valid informasi yang diperoleh.
Demikian sekilas informasi terkait tes psikometri dan bagaimana hubungannya dengan penilaian kompetensi. Semoga bermanfaat.
Guna mengetahui potensi dan kompetensi seorang individu, baik itu untuk keperluan rekrutmen atau untuk promosi dan lain sebagainya, maka diperlukan penilaian kompetensi serta pengukuran perilaku yang bisa dilakukan melalui pendekatan assessment center. Simak pembahasannya lebih lanjut sebagai berikut.
Pengertian Assessment Center
Assessment center adalah proses penilaian mengenai kompetensi seorang individu yang dapat membedakannya dari individu berkinerja tinggi dan rata-rata sehingga diprediksi akan mampu melakukan pekerjaan dengan lebih baik dibandingan individu lainnya. Assessment center terdiri dari serangkaian metode dan tes, kegiatan dan juga simulasi untuk menilai kesiapan seseorang untuk suatu posisi jabatan atau menilai kebutuhan pengembangannya.
Proses penilaian tidak hanya dilakukan oleh satu asesor, namun oleh beberapa assessor yang akan memantau dan menilai apakah seseorang tersebut memiliki level kecakapan kompetensi sesuai levelnya atau tidak.
Asesmen dan tes yang dijalankan tersebut dapat memakan waktu yang lama, yakni bisa berlangsung selama beberapa jam hingga selama beberapa hari tergantung dari tujuan penilaian tersebut. Semakin tinggi posisi yang dinilai, akan semakin lama proses penilaian dilakukan. Tujuan dari assessment center ini ialah untuk menilai dan mengevaluasi untuk selanjutnya merekomendasikan kandidat dan memberikan saran pengembangan terkait kemampuan individu.
Aneka Metode Assessment Center
Berikut ini adalah jenis metode dan tes yang bisa dipergunakan dalam assessment center.
1. In Basket
Kandidat diminta untuk melakukan kajian terhadap sejumlah data atau informasi dalam waktu yang terbatas dalam beragam dokumen atau surat, guna menentukan keputusan tindakan yang harus diambil.
2. Leaderless Group Discussion
Tiap kandidat diminta untuk berdiskusi dan mengambil keputusan terkait suatu kasus, dalam situasi yang tidak terstruktur dan penuh ketidakpastian. Asesor akan menilai kapasitas kompetensi dari setiap kandidat.
3. Case Study
Setiap kandidat akan diminta untuk melakukan analisis kasus tertentu dan mencari alternatif solusi yang terbaik serta juga rekomendasi atas kasus tersebut dengan mengemukakan alasannya secara rasional. Kasus-kasus yang diberikan dirancang dengan secara khusus yang menyerupai kondisi pekerjaan yang sebenarnya.
4. Presentation
Masing-masing kandidat secara individual akan diminta untuk menyajikan suatu desain program kerja tertentu terkait dengan tujuan organisasi dan lalu selanjutnya mempresentasikannya kepada assessor.
Kombinasi hasil penilaian dari berbagai metode tersebut lantas digabungkan untuk menentukan skor nilai akhirnya.
Persiapan Sebelum Menjalani Assessment Center
Kegagalan yang terjadi saat menjalani assessment center itu bisa terjadi antara lain akibat kegugupan, atau akibat ketidakpahaman atas metode yang dipergunakan, jadi bukan karena kompetensi yang tidak memenuhi persyaratan. Berikut ini tips supaya dapat menjalani Assessment Center dengan baik.
1. Memahami Kriteria Penilaian dengan Jelas dan Detil
Sedini mungkin carilah informasi mengenai kriteria penilaian dengan jelas dan detil. Namun, jika tidak mendapatkan informasi tersebut, pastikan bahwa Anda siap menjalankan asesmen sebaik mungkin. Bagaimanapun asesmen tidak akan jauh berbeda dari kebiasan-kebiasan kerja yang dilakukan sehari-hari. Kompetensi Anda akan muncul dengan sendirinya saat diberikan suatu kasus.
2. Pembagian Waktu dengan Cermat
Bagilah waktu pengerjaan tiap tes dan tugas dengan cermat supaya tidak mengalami kehabisan waktu. Fokus dan konsentrasi tinggi akan sangat membantu dalam menghadapi assessment center.
3. Tunjukkan Antusiasme
Penting untuk bersikap optimis dan percaya diri, serta menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap posisi jabatan yang hendak diisi, sehingga assessor dapat diyakinkan bahwa Andalah kandidat yang tepat untuk posisi tersebut. Tingkat motivasi yang tinggi tersebut akan sangat dihargai dan bisa menjadi nilai plus.
Mencari kerja bukanlah hal yang mudah. Setuju? Selain faktor banyaknya pesaing yang luar biasa jumlahnya, seringkali pekerjaan yang ditawarkan tidak sesuai dengan kompetensi jurusan yang ditekuni saat kuliah.
Bisa kita bayangkan bagaimana rasanya melamar pekerjaan di banyak perusahaan atau instansi tapi tidak di panggil-panggil, dan bagaimana rasanya melamar pekerjaan namun tidak sesuai dengan passion dan kompetensi. Berat? Jangan ditanya lagi. Jika boleh diminta, tentunya kita ingin bekerja sesuai bakat, minat dan kompetensi.
Banyak penyebab mengapa seseorang pada akhirnya bekerja tidak sesuai dengan kompetensi, diantaranya sebagai berikut:
Bersikap realistis.
Mereka sadar akan konsekuensi dan bersedia mengambil pekerjaan apapun. Realita ketidaksesuaian kompetensi dengan pekerjaan yang dijalani merupakan sesuatu yang wajar. Tidak semua orang mendapatkan apa yang diinginkannya. Dengan sikap menerima, bahwa apa yang dijalani adalah alternatif untuk menyambung hidup, maka kita pun bersikap realistis dan mulai mengakrabi pekerjaan yang ada.
Faktor kepepet
Pada dasarnya faktor ini tidak beda jauh dari alasan sebelumnya. Faktor kepepet ini yang menjadi alasan mengapa kita merasa perlu bekerja apa saja demi mencukupi kebutuhan. Apapun jenis pekerjaan itu menjadi tidak terlalu penting untuk dipikirkan atau ditolak. Yang penting adalah halal, kebutuhan terpenuhi, dan tidak sampai pinjam sana-sini.
Kuliah tidak sesuai passion
Kamu mungkin saat ini akan mengikuti SBMPTN dan telah memilih jalur sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Sayangnya, takdir berkata lain. Tidak diterima pada jurusan favorit, namun diterima di jurusan yang lain. Alhasil, jurusan yang diinginkan tidak sesuai dengan minat, dan saat bekerja memilih pekerjaan yang memang sesuai dengan minatnya.
Belum menemukan passion pada diri
Belum menemukan passion yang dimiliki adalah dilema tersendiri. Masalah ini tidak hanya menyebabkan kesulitan dalam menentukan jurusan, namun juga susah dalam memutuskan pekerjaan jenis apa yang ingin ditekuni.
Ketidaksesuaian antara kompetensi dengan pekerjaan yang ditekuni tentunya menjadi masalah serius saat sedang bekerja. Karenanya motivasi memegang peranan penting agar seseorang tetap dapat sukses dalam karir, walaupun kompetensi yang dimiliki tidak sejalan dengan pekerjaan yang dijalani.
Dengan berjalannya waktu, kompetensi baru akan berhasil dikembangkan. Motivasi untuk membangun kompetensi baru ini yang memegang peranan penting untuk berhasil tidaknya seseorang sukses dalam berkarir.
Kompetensi dan motivasi adalah dua hal krusial yang perlu diperhatikan seseorang yang membangun karir. Motivasi mengindikasikan bagaimana seseorang terdorong untuk meraih sesuatu. Apa yang mendorong atau memotivasinya tersebut menjadi sumber tenaga untuk meraih tujuan karirnya. Motivasi mempengaruhi perilaku seseorang, termasuk perilakunya dalam bekerja. Salah satunya, terkait dengan cara beradaptasi dengan lingkungan dan mendukung pekerjaan yang ditekuni dalam kurun waktu yang lama.
Di sisi lain, kompetensi berhubungan dengan keterampilan, karakter pribadi setiap orang, sisi emosional, intelektualitas, dan sikap kerja. Bersama-sama motivasi, keduanya saling menguatkan agar mampu menjalani pekerjaan dengan baik.
Kompetensi dan motivasi sangat penting untuk dimiliki setiap pekerja. Motivasi menjadi semangat, gairah dalam diri untuk beraktivitas dan lebih produktif. Kompetensi membantu mempermudah dan melancarkan menjalankan tugas-tugas dengan efektif.
Paduan antara kompetensi dan motivasi yang besar menghasilkan output yang maksimal pada pekerjaan yang dihasilkan.
Mencari kerja bukanlah hal yang mudah. Apalagi di tengah-tengah banyaknya kompetitor seperti sekarang ini dengan lahan kerja yang terbatas sedangkan jumlah pesaing semakin meningkat.
Proses seleksi juga tidak semudah dahulu saat jumlah pelamar masih terbatas. Untuk itu, perusahaan melakukan seleksi yang ketat untuk mendapatkan kandidat terbaik, salah satunya melalui tes atau asesmen. Setidaknya, ada tiga jenis tes kerja yang harus dilampaui, diantaranya yaitu:
Tes Psikotes
Tes kerja dalam bentuk psikotes adalah jenis tes yang cukup menakutkan. Ya, jenis tes ini pada dasarnya tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang sedang melamar kerja, tetapi juga ditujukan bagi para calon mahasiswa yang bersaing untuk mendapatkan kursi di bangku magister dan doktoral.
Bisa di kata tes ini adalah momok bagi yang mengikutinya. Namun, cara menaklukkannya cukup mudah sebenarnya, yaitu dengan cara rajin berlatih tes psikotes sejak jauh-jauh agar terbiasa dengan model soal yang diujikan. Dengan cara tersebut, Anda akan merasa lebih familiar dengan model soal yang disajikan.
Anda bisa cek model soalnya di mesin pencari, atau dengan membeli buku tes psikotes untuk mempelajarinya lebih lanjut. Jika sudah familiar, soal yang mulanya terasa sulit menjadi lebih mudah saat dikerjakan.
Tes wawancara
Tes wawancara sifatnya face to face. Walau sifatnya lebih ringan dibandingkan dengan tes psikotes yang lebih menguras tenaga, tes wawancara memerlukan keahlian tersendiri agar pewawancara tertarik dengan Anda dan ingin mengetahui lebih jauh. Siapa yang menjadi pewawancara juga sangat bergantung pada posisi jabatan yang dilamar. Perusahaan yang besar, biasanya menggunakan jasa psikolog saat proses rekrutmen khususnya melalui tes psikotes dan wawancara.
Sayangnya, keberadaan psikolog sebagai pihak eksternal yang tergabung dalam proses perekrutan ini, membuat tes semakin berat karena menggunakan ilmu dan profesionalitas yang dimiliki psikolog. Perusahaan biasanya siap membayar mahal untuk itu untuk mendapatkan kandidat staf yang memiliki komptensi yang unggul.
Bagi perusahaan yang tidak ingin mendapatkan mengeluarkan banyak biaya untuk hire psikolog, beberapa pihak internal yang ditunjuk sebagai pewawancara diantaranya adalah dengan user atau calon atasan calon pegawai. Bisa juga langsung dengan direktur atau pemilik perusahaan. Sukses wawancara tidak lepas dari performa yang menarik saat berhadapan dengan pihak pewawancara, mulai dari segi penampilan, logika berpikir, maupun cara penyampaian dan gestur yang ramah serta tidak berlebihan.
Tes Kesehatan
Tes yang terakhir adalah tes kesehatan. Tes ini dilakukan untuk memastikan bahwa calon staf dalam kondisi sehat fisik. Adapun prasyarat kesehatan yang diajukan masing-masing perusahaan berbeda-beda. Ada yang wajib tidak buta warna, ada yang meng-syaratkan kondisi paru-paru dalam keadaan normal, dan tidak mengalami keluhan kesehatan kronis seperti penyakit jantung dan hipertensi.
Berhasil lolos dari ketiga tes kerja di atas, potensi untuk diterima bergabung dalam perusahaan menjadi terbuka. Anda siap menyongsong masa depan yang lebih cerah.
Perkembangan karir yang berjalan lancar tentu menjadi keinginan bagi siapapun. Setiap pekerja tentu ingin karirnya tak stagnan. Orang memilih suatu karir karena yakin pilihan karir yang ia tempuh akan membawanya jadi berkembang, baik berkembangnya finansial maupun kualitas hidup.
Dampak pengembangan karir dapat berupa peningkatan status yang berarti bertambahnya gaji atau jabatan yang lebih tinggi. Bisa juga meningkatnya keahlian dan kapasitas diri sehingga nilai kita sebagai pekerja akan terus meningkat. Untuk memperoleh keduanya; seringkali dibutuhkan usaha yang serius dan berkelanjutan.
Terkadang pengembangan karir dapat diperoleh dengan melakukan terobosan. Baik, keberanian untuk mencoba hal baru di tempat kerja ataupun keberanian untuk dipindah ke posisi yang belum dikuasai.
Dikutip dari Forbes, penelitian The LinkedIn Global Job Seeeker Trends menunjukkan bahwa alasan utama karyawan berganti pekerjaan adalah karena kurangnya kesempatan untuk mengembangkan karir. Alasan utama mereka tertarik pada perusahaan baru adalah jalur karir yang kuat.
Pengembangan karir progresif seseorang dapat dipengaruhi dari prestasi kerja dan melakukan tugas-tugas yang menantang yang dipercayakan kepadanya. Tanpa prestasi kerja yang memuaskan, sulit bagi seorang pekerja untuk diusulkan oleh atasannya mendapatkan promosi ke pekerjaan atau jabatan yang lebih tinggi di masa depan.
Pendidikan yang memadai, mengikuti kursus dan program pelatihan juga bisa menjadi salah satu faktor dasar dan berpengaruh langsung untuk pengembangan karir dalam perusahaan.
Selain itu kepribadian dan sikap kerja menjadi salah satu syarat yang diperlukan untuk bekerja pada posisi pekerjaan tertentu. Kepribadian dan sikap kerja karyawan merupakan salah satu faktor kunci yang berpengaruh langsung terhadap pengembangan karir. Tidak cukup kinerja bagus saja, perlu dukungan sikap kerja kita yang baik yang dapat mendorong pengembangan karir kita.
Pengembangan karir menjadi hal yang sangat penting untuk kita pahami. Hal ini berkaitan dengan masa depan seseorang. Dalam jangka panjang, seseorang yang salah dalam menentukan karir tentu akan menjalani karir tersebut dengan terpaksa yang dapat berarti tiadanya pengembangan karir. Sebaliknya, seseorang yang sudah mengetahui dengan pasti karier yang akan dipilih, tentu akan mengalami pengembangan karir yang terus maju pula. Saatnya Anda mencermati ke arah mana karir Anda berkembang di masa depan.
Proses perekrutan calon karyawan tentu perlu dilakukan dengan matang. Mengapa demikian? karena proses perekrutan karyawan sama halnya dengan mengundang anggota baru untuk bergabung dalam perusahaan. Anggota baru ini juga diharapkan memenuhi kualifikasi untuk mengembangkan perusahaan. Ini berarti, dibutuhkan upaya untuk mengenali lebih jauh kualitas calon anggota baru dengan mengacu pada sejumlah kriteria tertentu.
Bagaimana caranya dalam kurun waktu yang relative pendek perusahaan dapat menentukan bahwa pelamar cocok direkrut untuk menjadi karyawan?. Tentunya ada beberapa tes kerja yang harus dilalui. Diantaranya adalah tes psikotes, wawancara, dan tes kesehatan. Adapun peran dari masing-masing tes tersebut adalah sama pentingnya.
Tes psikotes adalah pengujian atau asesmen untuk mengetahui aspek mental psikologis calon karyawan, diantaranya, kepribadian, inteligensi, dan sikap kerja. Sementara, wawancara adalah tahapan pengenalan secara langsung dengan calon karyawan melalui komunikasi verbal, bisa tatap muka langsung atau melalui media interface, seperti video call. Biasanya wawancara dilakukan oleh HRD dan calon atasan langsung. Atasan langsung perlu bertemu untuk mendapatkan ‘feeling’ terkait calon bawahannya. Disamping itu, wawancara juga berfungsi untuk mengukur kemampuan komunikasi, membangun hubungan, dan interaksi sosial ybs. Terakhir adalah tes kesehatan. Tes ini diperlukan untuk mengetahui tingkat kesehatan atau kebugaran calon karyawan yang nantinya menentukan kekuatan stamina, khususnya jika perlu bekerja ekstra.
Berikut ini penjelasan lebih rinci terkait metode pengukuran perilaku calon karyawan yang telah disebutkan di atas.
Tes Wawancara
Wawancara memerlukan interaksi dari dua belah pihak, yaitu pihak pewawancara dan pihak yang diwawancara. Adapun pihak pewawancara bisa jadi satu orang atau lebih. Jika lebih dari satu orang, biasanya disebut wawancara panel. Pihak pewawancara juga bisa berasal dari eksternal atau internal. Perusahaan biasanya melibatkan psikolog atau asesor sebagai pihak eksternal.
Sedangkan untuk pihak internal yang dilibatkan biasanya adalah HR dan user yang akan menjadi atasan calon karyawan tsb atau bisa saja wawancara internal dilakukan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, tergantung posisi apa yang dilamar. Sejauh ini wawancara terhadap pelamar paling tidak dilakukan oleh HR dan/atau calon atasan langsung pelamar. Bisa jadi, wawancara tersebut dilakukan oleh supervisor, manajer, atau oleh staf senior terkait yang ditugaskan untuk itu.
Adapun kaitannya antara pengukuran perilaku dan wawancara adalah sebagai berikut:
Melalui wawancara, sedikit banyak bisa ditarik kesimpulan mengenai motivasi, cara pandang, gaya komunikasi, dan tingkat kemampuan seseorang dalam bekerjasama atau berkolaborasi.
Psikotes dan asesmen psikologis
Tes psikotes biasanya hadir dalam bentuk banyak ragam, ada yang online dan ada juga paper and pencil test. Ada yang prosesnya cepat, ada juga yang butuh seharian. Tes psikotes atau dikenal juga dengan tes psikometri bermanfaat dalam mengukur sikap, perilaku, kepribadian, maupun kemampuan kognitif seseorang. Selain psikotes, penilaian perilaku bisa dihasilkan dari asesmen psikologis. Asesmen ini bertujuan untuk mengukur kompetensi tertentu dan level kecakapan yang dimiliki calon karyawan.
Hasil dari tes kerja yang satu ini nantinya akan dianalisa oleh tim psikolog atau asesor untuk mengetahui aspek mental psikologis dan kecakapan kompetensi yang dimiliki calon staf sudah memenuhi persyaratan jabatan atau belum. Tes atau asesmen ini juga dapat menggali kelebihan dan kekurangan calon karyawan, kecocokan penempatan pada divisi apa, dan menentukan apakah yang bersangkutan layak lolos seleksi ke tahap berikutnya atau gugur.
Seleksi kerja tidak semata-mata berhenti pada pengamatan ijasah dan transkrip nilai pelamar kerja. Namun, jauh lebih dari itu, terdapat setidaknya dua tahapan tes kerja yang harus dilalui untuk mendapatkan kandidat dengan kapasitas dan kompetensis yang mumpuni.
Karir merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan yang patut diperjuangkan oleh setiap orang yang bekerja. Bahkan entrepreneur pun memiliki karir. Orang-orang yang berada di posisi rendah juga berhak membangun karirnya, tidak terkecuali.
Mencapai karir ideal yang diimpikan menandakan bahwa usaha dan kerja keras yang bernilai luar biasa telah berhasil diperjuangkan. Dalam proses pencapaian karir sukses, akan selalu ada tantangan dan rintangan yang tidak sedikit dan membutuhkan kekuatan kamu untuk mencapai karir ideal tersebut.
Untuk mencapai sukses dalam karir impian, maka langkah pertama adalah menemukan karir yang tepat atau ideal. Diperlukan proses yang bertahap dan jangka panjang, termasuk strategi dan analisa yang matang dalam membangun karir. Memilih karir yang tepat tidak selalu menjadi hal mudah bagi sebagian orang. Pilihan karir sedikit banyak pasti akan mempengaruhi bagaimana kita menjalani sebagian besar hidup.
Karir ideal bisa jadi berupa pekerjaan yang menyenangkan, menantang, dan memenuhi hasrat diri. Karir ideal akan mendorong potensi maksimal kita muncul ke permukaan. Agar tidak habis waktu dalam menemukan karir ideal, akan lebih efisien bila kamu mengenali terlebih dahulu diri sendiri, baru mencari tipe pekerjaan dan organisasi yang sesuai dengan dirimu.
Kamu harus mencoba gali lebih dalam apa saja kelebihanmu, lalu tuliskan pada selembar kertas. Ini akan membantu mengevaluasi diri dan melihat pekerjaan apa yang cocok dan yang paling disukai.
Hal ini penting agar apa yang kamu kerjakan dapat berjalan dengan lancar. Kamu pun sebagai orang yang mengerjakan merasa nyaman karena sudah sesuai dengan passion, minat, maupun harapanmu. Ingat, bekerja harus dilandasi dengan cinta, semuanya akan terasa menyenangkan jika semangat dan gairah selalu menemani kita dalam bekerja.
Bayangkan kalau kamu berkarir yang tidak sesuai dengan passion, bisa jadi kamu akan tertekan selama mengerjakan pekerjaanmu. Bisa-bisa pekerjaan jadi berantakan, dan sulit untuk menyelesaikannya. Belum lagi timbul masalah dalam bekerja, mengalami stres sehingga dapat berakibat buruk bagi kesehatan mental.
Memilih karir yang tepat merupakan awal dari kesuksesan, karena berkarir sesuai minat, bakat, dan kemampuan akan lebih mudah bergerak untuk menyelesaikan pekerjaan. Kinerja dan produktivitas meningkat, sehingga gaji, bonus, dan kenaikan jabatan akan mengikutinya. Coba pikirkan lagi, apa pekerjaanmu yang sekarang sudah tepat untukmu? Jika belum, saatnya untuk benar-benar menggali potensi dan kapasitas diri.
Tidak semua dari kita dapat bekerja sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Bahkan lebih banyak yang bekerja bukan di bidang yang sesuai bakat dan minatnya. Misalkan saja, secara keilmuan cukup mahir dalam bidang akuntansi ternyata jadi guru BK, atau dari sarjana teknik sipil bekerja di bagian SDM. Sama sekali tidak nyambung, tetapi memang tidak semua orang bias mendapatkan pekerjaan impian. Itulah realita yang banyak terjadi saat ini.
Kadangkala ketidaksesuaian bakat dan minat dapat berdampak negatif pada hasil kinerja. Walaupun, ada juga yang justru berhasil karena mau mempelajari hal-hal baru. Tetapi, tidak semua orang memiliki kemauan ataupun kapasitas untuk mempelajari hal yang sama sekali baru. Nah, untuk yang merasa telah salah dalam ‘jurusan’ bidang kerja, berikut Ini beberapa alasan yang melatarbelakangi mengapa seseoran bekerja tidak sesuai dengan bakat dan minatnya?
Pilih jurusan asal-asalan
Salah memilih jurusan bisa berdampak negatif saat mencari pekerjaan. Salah satunya adalah ketidakpuasan. Mengapa bisa salah? Karena waktu memilih tidak benar-benar menggali diri sendiri, lebih mengikuti apa yang dikatakan orang lain atau memilih jurusan yang lagi tren saat itu. Bisa juga karena jurusan tersebut passing grade yang terlalu tinggi sehingga tidak yakin bersaing dengan peminat yang lain atau alasan lainnya.
Nyaman menjalani masa kuliah? Bisa ya, bisa tidak. Pastinya semakin tidak nyaman saat kuliah, walaupun pada akhirnya lulus. Ketidaknyamanan tersebut akan terus terbawa hingga saat mencari kerja. Kecuali bisa berdamai dengan diri sendiri dan berkomitmen kesalahan jurusan ini mungkin justru bisa membawa nasib baik. Tentu komitmen tinggi sangat dibutuhkan untuk berhasil dalam bidang yang kurang diminatinya tersebut.
Campur tangan orang tua
Terkadang, orang tua memang cukup susah dimengerti. Di satu sisi, sebagai anak kita wajib mematuhi perintah orang tua (asalkan itu baik). Di sisi lain, kita memiliki passion sendiri dan yang menurut kita adalah keahlian kita. Seperti contohnya, orang tua kita ingin kita berkuliah di jurusan manajemen misalnya dengan pertimbangan ini dan itu, padahal passion kita di bahasa.
Jika jalur komunikasi dan negosiasi sudah mentok, apalagi yang mesti dilakukan kecuali menyerah. Bukan begitu? mengingat supplier keuangan adalah orang tua. Alhasil, lulus kuliah kita lebih memilih pekerjaan yang sesuai passion dan bersebrangan dengan kompetensi selama kuliah.
Bingung, apa ya Passion-nya?
Tidak sedikit orang yang bingung mengidentifikasi apa sih sebenarnya passion yang dimilikinya itu. Bakat mengajar tidak yakin, bakat jadi banker juga tidak, bakat jadi arsitek apalagi. Lalu apa passion-nya? jawabannya tetap saja bingung. Biasanya, hal ini terjadi pada mereka yang memang dalam kesehariannya lebih senang dengan kegiatan yang ringan dan santai bersama teman-teman.
Untuk itu, usahakan kenali bakat dalam diri, temukan, asah bakat tersebut dan dukung dengan mengambil jurusan yang tepat di bangku perkuliahan. Mengenali passion adalah modal penting untuk menjalani proses perkuliahan yang nyaman dan bekerja pada bidang yang memang sesuai dengan bakatnya.
Jika sudah terlanjur terjadi memilih jurusan yang tidak sesuai dengan keahlian diri, apa yang harus kita lakukan? Ada dua alternatif, yaitu dengan mengakrabi pekerjaan itu dengan cara menaklukkan dan lalu menghayati peran di dalamnya, atau dengan keluar, mencari yang baru yang sesuai, atau dengan membuka lahan pekerjaan baru secara mandiri berdasarkan passion.