wawancara

Parameter Pengukuran Perilaku Calon Karyawan saat Perekrutan

Proses perekrutan calon karyawan tentu perlu dilakukan dengan matang. Mengapa demikian? karena proses perekrutan karyawan sama halnya dengan mengundang anggota baru untuk bergabung dalam perusahaan. Anggota baru ini juga diharapkan memenuhi kualifikasi untuk mengembangkan perusahaan. Ini berarti, dibutuhkan upaya untuk mengenali lebih jauh kualitas calon anggota baru dengan mengacu pada sejumlah kriteria tertentu.

Bagaimana caranya dalam kurun waktu yang relative pendek perusahaan dapat menentukan bahwa pelamar cocok direkrut untuk menjadi karyawan?. Tentunya ada beberapa tes kerja yang harus dilalui. Diantaranya adalah tes psikotes, wawancara, dan tes kesehatan. Adapun peran dari masing-masing tes tersebut adalah sama pentingnya.

Tes psikotes adalah pengujian atau asesmen untuk mengetahui aspek mental psikologis calon karyawan, diantaranya, kepribadian, inteligensi, dan sikap kerja. Sementara,  wawancara adalah tahapan pengenalan secara langsung dengan calon karyawan melalui komunikasi verbal, bisa tatap muka langsung atau melalui media interface, seperti video call.  Biasanya wawancara dilakukan oleh HRD dan calon atasan langsung.  Atasan langsung perlu bertemu untuk mendapatkan ‘feeling’ terkait calon bawahannya.  Disamping itu, wawancara juga  berfungsi untuk mengukur kemampuan komunikasi, membangun hubungan, dan interaksi sosial ybs.  Terakhir adalah tes kesehatan. Tes ini diperlukan untuk mengetahui tingkat kesehatan atau kebugaran calon karyawan yang nantinya menentukan kekuatan stamina, khususnya jika perlu bekerja ekstra.

Berikut ini penjelasan lebih rinci terkait metode pengukuran perilaku calon karyawan yang telah disebutkan di atas.

Tes Wawancara

Wawancara memerlukan interaksi dari dua belah pihak, yaitu pihak pewawancara dan pihak yang diwawancara. Adapun pihak pewawancara bisa jadi satu orang atau lebih.  Jika lebih dari satu orang, biasanya disebut wawancara panel. Pihak pewawancara juga bisa berasal dari eksternal atau internal. Perusahaan biasanya melibatkan  psikolog atau asesor sebagai pihak eksternal.

Sedangkan untuk pihak internal yang dilibatkan biasanya adalah HR dan user yang akan menjadi atasan calon karyawan tsb atau bisa saja wawancara  internal dilakukan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, tergantung posisi apa yang dilamar. Sejauh ini wawancara terhadap pelamar paling tidak dilakukan oleh HR dan/atau calon atasan langsung pelamar. Bisa jadi, wawancara tersebut dilakukan oleh supervisor, manajer, atau oleh staf senior terkait yang ditugaskan untuk itu.

Adapun kaitannya antara pengukuran perilaku dan wawancara adalah sebagai berikut:

  • Untuk mengetahui kemampuan staf dalam komunikasi, menyampaikan pendapat secara langsung.
  • Untuk mengatahui bagaimana gesture yang ditampilkan saat calon staf tersebut melakukan interaksi sosial.
  • Untuk memahami cara pandang, niat, dan motif yang mendasari pelamar melamar di perusahaan.

Melalui wawancara, sedikit banyak bisa ditarik kesimpulan mengenai motivasi, cara pandang, gaya komunikasi, dan tingkat kemampuan seseorang dalam bekerjasama atau berkolaborasi.

Psikotes dan asesmen psikologis

Tes psikotes biasanya hadir dalam bentuk banyak ragam, ada yang online dan ada juga paper and pencil test.  Ada yang prosesnya cepat, ada juga yang butuh seharian. Tes psikotes atau dikenal juga dengan tes psikometri bermanfaat dalam mengukur sikap, perilaku, kepribadian, maupun kemampuan kognitif seseorang. Selain psikotes, penilaian perilaku bisa dihasilkan dari asesmen psikologis.  Asesmen ini bertujuan untuk mengukur kompetensi tertentu dan level kecakapan yang dimiliki calon karyawan.

Hasil dari tes kerja yang satu ini nantinya akan dianalisa oleh tim psikolog atau asesor untuk mengetahui aspek mental psikologis dan kecakapan kompetensi yang dimiliki calon staf sudah memenuhi persyaratan jabatan atau belum.  Tes atau asesmen ini juga dapat menggali kelebihan dan kekurangan calon karyawan, kecocokan penempatan pada divisi apa, dan menentukan apakah yang bersangkutan layak lolos seleksi ke tahap berikutnya atau gugur.

Seleksi kerja tidak semata-mata berhenti pada pengamatan ijasah dan transkrip nilai pelamar kerja. Namun, jauh lebih dari itu, terdapat setidaknya dua tahapan tes kerja yang harus dilalui untuk mendapatkan kandidat dengan kapasitas dan kompetensis yang mumpuni.

Kenali Berbagai Tipe Tes Kerja

Bagi  fresh graduate yang baru saja lulus kuliah, pasti ingin segera dapat bekerja. Nah, tahap yang harus dilalui adalah menjalani tes kerja. Biasanya setelah semua persyaratan administrasi lengkap dan lolos administrasi, maka bersiaplah untuk menjalani tes ini. Tes kerja ditujukan untuk mengetahui kompetensi kandidat yang akan direkrut. Salah satunya bentuknya adalah assessment center, dengan metode pengukuran perilaku. Melalui uji kompetensi dalam assessment center, kandidat yang lolos tes ini akan direkrut perusahaan. Terdiri dari apa saja tes kerja dalam assessment center? Berikut ini ulasannya

Tes Inteligensi (IQ)

Tahapan pertama suatu proses tes kerja itu antara lain adalah tes kemampuan, yakni guna mengetahui tingkat inteligensi atau kecerdasan kandidat, para pelamar, sesuai kebutuhan masing-masing perusahaan atau lembaga.

Tes Kompetensi

Tes kompetensi mencakup pengetahuan, ketrampilan (skill), dan sikap (attitude) kandidat dalam bekerja. Tes kompetensi biasanya terdiri dari dua jenis. Kompetensi teknis dan kompetensi soft skill atau non-teknis.  Contoh kompetensi teknis adalah kemampuan mekanika untuk posisi di bagian produksi atau kemampuan keuangan untuk calon staf keuangan.  Kompetensi soft skill merupakan kompetensi yang menunjang keberhasilan seorang kandidat untuk berkinerja unggul, contoh kemampuan merencanakan dan mengelola pekerjaan, kemampuan bekerjasama, atau kemampuan kepemimpinan. Setiap perusahaan memiliki tes kompetensi yang berbeda-beda, sangat tergantung dari bidang usaha perusahaan. Jadi materi tesnya bisa sangat bervariasi, yakni sebagai contoh diskusi kelompok dan analisis kasus adalah yang biasa digunakan untuk menilai tingkat kompetensi kandidat.

Persiapan yang perlu dilakukan kandidat sebelum menjalani tes ini adalah mempersiapkan diri. Mulai dari tidur yang cukup dan sarapan.  Tes ini biasanya cukup melelahkan dan membutuhkan stamina.  Semakin siang, akan semakin banyak tugas yang harus diselesaikan karena itu perlu membuat stamina terjaga.  Disamping itu, jika di salah satu materi tes merasa gagal, lupakan saja. Fokuskan diri untuk menjalankan tes berikutnya dengan lebih baik. Konsentrasi sangat diperlukan untuk memberikan hasil yang baik.

Tes Psikometri atau tes spesifik, misal tes kepribadian

Tes ini untuk mengetahui apakah kepribadian dan kondisi kejiwaan kandidat sesuai dengan persyaratan kriteria yang dibutuhkan oleh perusahaan. Menggunakan alat tes psikometri yang sesuai dengan tujuan pengukuran, selanjutnya dilakukan evaluasi dan penilaian. Para kandidat tidak perlu khawatir dalam menjalani tes ini, tak perlu juga melakukan persiapan yang berlebihan, yakni yakin pada diri sendiri dan berdoa.  Jawaban tidak usah terlalu dipikirkan, karena biasanya jawaban yang terlalu dipikirkan malah akan membuat hasil tidak konsisten. Jadi saran terbaik adalah jadilah diri terbaik saat menjawab tes sejenis ini.

Tes Wawancara

Berikutnya adalah tes wawancara. Pada tes ini sebaiknya kandidat bersikap sopan, jujur, dan percaya diri. Penting untuk menunjukkan antusiasme dan optimisme untuk menjawab tiap pertanyaan wawancara dengan taktis dan cerdas. Berpakaian yang rapi dan bersih, pastikan juga untuk tersenyum dan berjabat tangan dengan pewawancara.

Our Partner