Interpersonal skill adalah keterampilan individu untuk berinteraksi, berkomunikasi, dan membangun hubungan secara efektif dengan orang lain dalam berbagai keadaan dan situasi. Hal ini melibatkan kemampuan memahami, menghormati, dan merespons perasaan, pandangan, dan kebutuhan orang lain.
Interpersonal skill memainkan peran kunci untuk membangun hubungan yang baik antar individu, sehingga dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif dan mendukung pertumbuhan profesional.
Berikut ini lima aspek interpersonal skills yang penting dimiliki di dunia kerja:
1. Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu jenis interpersonal skill yang paling penting dikuasai. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik dapat membantu berinteraksi atau berhubungan dengan orang-orang yang berada di tempat kerja. Selain itu, komunikasi juga berguna untuk menyampaikan ide, mengutarakan pendapat atau perasaan, dan memberikan atau menerima instruksi dengan tepat.
Hal yang perlu diperhatikan saat berkomunikasi di tempat kerja adalah jenis komunikasi apa yang efektif digunakan, apakah secara verbal, non-verbal, atau tertulis. Menentukan jenis komunikasi yang tepat sangat bermanfaat agar informasi yang disampaikan dapat tersampaikan dengan baik, sehingga komunikasi yang dilakukan menuju arah yang benar.
2. Mendengarkan
Mendengarkan merupakan salah satu jenis interpersonal skill yang sama pentingnya dengan berbicara. Walaupun terkesan remeh dan sering diabaikan, kemampuan mendengarkan penting untuk dikuasai. Menjadi pendengar yang baik, memungkinkan kita memahami masalah atau kebutuhan orang lain dengan baik, sehingga menciptakan kepercayaan dan hubungan baik di tempat kerja.
Untuk menjadi pendengar yang baik, kita harus tahu kapan harus diam, menyimak, dan kapan harus memberi respon. Dengan mendengarkan sepenuh hati dan tidak memotong perkataan, ini menunjukkan kita menghargai apa yang mereka katakan.
3. Empati
Salah satu cara termudah untuk berhubungan baik dengan orang lain, dengan menunjukan empati. Tanpa empati, pasti sulit memahami orang lain. Baik itu atasan, teman kerja, atau bahkan klien. Empati berarti mampu memahami apa yang dirasakan atau dibutuhkan orang lain, dan membawa suasana yang positif dimanapun berada.
4. Kolaborasi atau kerjasama
Kolaborasi adalah proses kerja yang mengharuskan kita untuk bekerjasama dan berinteraksi dengan orang lain untuk menghasilkan gagasan atau ide. Kemampuan kolaborasi merupakan salah satu keterampilan penting, yang mendorong kita untuk bekerjasama dengan orang lain secara efektif. Kemampuan kolaborasi juga menawarkan berbagai manfaat, salah satunya mendorong produktivitas kerja dan membina hubungan yang sehat antar rekan kerja. Hal terpenting dalam berkolaborasi adalah membuang ego pribadi, dengan demikian orang lain menjadi terbuka dan percaya untuk menjalin hubungan dengan kita.
Saat ini perubahan terjadi dalam segala aspek. Termasuk dalam dunia kerja. Perubahan di dunia kerja biasanya dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, sosial, dan dinamika ekonomi global. Oleh karena itu, kita harus siap dan memiliki bekal yang cukup agar bisa beradaptasi dan terus bertahan di tengah perkembangan industri kerja yang semakin berkembang.
Agar dapat menghadapi berbagai perubahan yang terjadi, kita perlu mengembangkan kemampuan adaptasi. Berikut ini cara mudah mengembangkan kemampuan beradaptasi:
1. Bersikap terbuka
Kemampuan beradaptasi akan mudah berkembang, jika kita dengan terbuka perubahan itu sendiri. Bersikap terbuka memudahkan kita untuk menyesuaikan diri. Hadapi perubahan sebagai peluang untuk terus belajar dan berkembang, bukan sebagai ancaman.
Jangan terlalu kaku dalam berpikir dan jangan takut untuk keluar dari zona nyaman. Mulai mencoba hal-hal baru. Cari sisi baik dari setiap perubahan dan fokus pada solusi daripada masalah. Jangan biarkan kekhawatiran menghalangi kita untuk beradaptasi.
2. Belajar dan mengembangkan diri
Perubahan dari berbagai kondisi mengharuskan kita untuk terus belajar dan mengembangkan diri, agar bisa tetap kompeten dengan pengetahuan atau keterampilan baru yang dibutuhkan saat ini. Selain itu, dengan terus belajar dan mengembangkan diri. Dengan belajar kita akan memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi situasi yang sulit.
Terus update diri sendiri dengan berbagai keterampilan, pengetahuan, dan teknologi terkini. Banyak pekerjaan kini mengharuskan kita mengikuti perkembangan zaman atau situasi terkini. Ada banyak media yang bisa digunakan untuk belajar dan mengembangkan diri seperti internet, buku, kursus atau pelatihan, atau belajar dari orang lain.
3. Mindfulness
Mindfulness memiliki peran penting dalam belajar adaptasi, terutama dari emosi. Dengan cara mengelola emosi diri sendiri dalam menghadapi perubahan. Berlatih mindfulness dapat mempengaruhi cara pandang kita dalam menghadapi hambatan ataupun tantangan saat beradaptasi. Kita belajar cara menerima perubahan dan ketidakpastian sebagai sesuatu yang pasti terjadi.
Mindfulness juga membantu memusatkan perhatian, konsentrasi, dan fokus, agar mudah menyerap informasi baru dan memahami situasi yang terjadi. Mindfulness juga membantu mengurangi stres, meningkatkan fokus, dan mendorong kesehatan mental. Mindfulness bisa dilakukan melalui meditasi, yoga, journaling, berjalan-jalan, ataupu aktivitas lain yang membuat rileks.
4. Berani bertanya
Banyak orang yang enggan bertanya karena takut dianggap tidak kompeten, namun orang yang enggan bertanya justru akan mengalami
kesulitan saat menghadapi perubahan. Tidak ada salahnya bertanya kepada orang yang dianggap lebih paham dan kompeten.
Dengan bertanya kita mendapatkan informasi yang lebih jelas, meningkatkan pemahaman tentang hal-hal yang belum dimengerti, dan menambah perspektif baru. Selain itu, dengan bertanya kita dapat mengatasi ketidakpastian. dan mengidentifikasi langkah yang perlu diambil untuk menyesuaikan diri dengan perubahan.
5. Kembangkan skill problem solving
Kemampuan problem solving sangat dibutuhkan saat beradaptasi. Tanpa bisa dihindari saat dihadapkan pada situasi baru, kita sering menghadapi ragam masalah yang harus dicari jalan keluarnya. Oleh karena itu, kita perlu memiliki keahlian problem solving yang baik untuk mengatasi berbagai tantangan yang timbul dalam proses adaptasi. Caranya dengan mengidentifikasi dan menemukan solusi dari setiap masalah secara efektif.
6. Bersikap proaktif
Di dunia kerja yang terus berubah, penting untuk tidak hanya menunggu perintah atau instruksi. Mengambil inisiatif dan bersikap proaktif untuk mempelajari hal baru, mencari solusi, dan berkontribusi lebih dari sekedar yang ditugaskan, dapat mendorong karir dan membuktikan nilai kita di tempat kerja. Dengan bersikap proaktif kita cenderung lebih siap beradaptasi, termasuk kesiapan untuk berubah, mengasah keterampilan, dan membangun hubungan baik dengan rekan kerja.
Itulah beberapa cara mengembangkan kemampuan adaptasi. Yang paling penting ketika dihadapkan pada perubahan dan mengharuskan untuk beradaptasi, kita mulai dengan memahami dan mencari cara untuk segera menyesuaikan diri. Lakukan secara bertahap dan mulailah dengan langkah kecil, seperti menerima perubahan dengan pikiran terbuka, mengembangkan keterampilan baru, dan membangun hubungan baik dengan rekan kerja.
Di Tengah kemajuan dunia kerja yang semakin dinamis, kemampuan adaptasi menjadi salah satu kompetensi dan soft skill yang penting dimiliki saat ini. Skill ini juga banyak dicari dan bisa menjadi nilai tambah di mata perekrut. Karyawan yang mudah beradaptasi biasanya cenderung lebih mudah menyesuaikan diri dengan perubahan, tantangan, dan situasi baru di dunia kerja. Mereka juga lebih terbuka terhadap ide atau hal baru, mudah menyesuaikan diri dengan berbagai situasi, dan mampu menyelesaikan masalah dengan tenang.
Tahukah kamu? Orang yang memiliki kemampuan adaptasi yang baik menunjukkan beberapa ciri khas diantaranya:
1. Fleksibel
Orang yang mudah beradaptasi biasanya merupakan orang yang fleksibel. Mereka termasuk orang yang tidak kaku dan mudah menerima perubahan. Mereka bersedia dan tidak takut mengubah rencana atau perspektif ketika dihadapkan dengan informasi baru atau situasi yang tidak terduga. Dengan cepat menyesuaikan diri saat ada perubahan tanpa kesulitan. Sehingga lebih berani mencoba hal baru dan tidak takut untuk keluar dari zona nyaman.
2. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi juga merupakan salah satu ciri orang yang mudah beradaptasi. Mereka senang belajar banyak hal atau keterampilan baru agar bisa menunjang kemampuan mereka untuk menyesuaikan diri dengan keadaan apapun. Selalu mencari tahu hal-hal baru di lingkungan sekitar mereka. Mereka juga tidak malu untuk terus menerus bertanya dan mempertahankan sifat penasaran atau rasa ingin tahunya.
3. Terbuka terhadap kritikan
Ciri orang yang adaptif selanjutnya adalah terbuka terhadap kritikan atau saran orang lain. Ketika mendapatkan kritikan, mereka bisa menjadikan kritikan tersebut sebagai masukan yang membangun. Dibanding terpuruk, mereka justru memanfaatkan kritikan sebagai kesempatan untuk perbaikan diri, terus belajar, dan berkembang. Mereka juga memberikan umpan balik positif terhadap kritikan orang lain.
4. Berani mengambil resiko
Orang yang mudah beradaptasi memiliki sifat eksploratif dan cenderung berani mencoba segala hal baru. Setidaknya sekali sebelum memutuskan apakah itu sesuai dengan mereka atau tidak. Mereka siap keluar dari zona nyaman dan mengambil resiko di hadapannya. Bahkan keluar dari zona nyaman membuat mereka lebih bersemangat menjelajahi tantangan baru dalam kehidupan.
5. Bersikap proaktif
Orang yang adaptif cenderung memiliki sikap proaktif. Mereka memiliki inisiatif tinggi dan tidak hanya menunggu instruksi. Mereka akan mencari tahu keterampilan atau pengetahuan apa yang diperlukan agar bisa menghadapi perubahan. Dengan memiliki sikap ini, mereka cenderung lebih siap menghadapi perubahan dan mau mencari solusi. Hal ini juga memudahkan mereka untuk beradaptasi.
Nah itulah beberapa ciri orang yang mudah beradaptasi dengan perubahan. Apakah kamu termasuk? Yang paling penting ketika dihadapkan pada perubahan kita tidak langsung menolaknya sebab perubahan pasti terjadi. Yang harus dilakukan adalah mulai mencoba dan memahami perubahan serta mencari cara untuk menyesuaikan diri agar dapat ikut berkembang di masa depan.
1. Temukan apa yang menjadi kelebihan Anda.
2. Ketahuilah bahwa kegiatan-kegiatan dalam Assessment Center adalah kesempatan untuk mempelajari diri sendiri dengan lebih baik.
3. Bersiaplah dengan beragam tipe alat tes.
4. Terimalah bahwa Anda tidak selalu dapat tampil dalam performa terbaik di setiap alat yang diberikan kepada Anda. Jangan terganggu dan teruslah berusaha yang terbaik untuk setiap tes yang dijalani.
5. Dalam beberapa tes yang lebih kompleks, menganalisis dan mengolah informasi adalah ketrampilan kunci yang dibutuhkan dalam banyak pekerjaan.
6. Baca, analisis, dan bertindak secara cepat dalam setiap tes.
7. Ingat! Anda telah melakukan yang terbaik hingga bisa sampai di tahap ini, jadi berpikir positif dan be confident.
Oleh Ardiningtiyas P.
Salah satu alat tes yang seringkali digunakan dalam rekrutmen calon pegawai dikenal dengan nama Edwards Personal Preference Schedule (EPPS). Dalam psikotes atau tes psikologis, alat ini seringkali menjadi salah satu yang dipakai untuk mengukur (mengungkap) 15 motif/kebutuhan personal (khas) melalui 225 item berpasangan.
Anda akan diminta untuk memilih yang paling sesuai dengan diri sendiri. Secara singkat, Anda bisa mencermati kebutuhan-kebutuhan yang akan diungkap dalam EPPS, diantaranya,kebutuhan untuk menyelesaikan tugas dengan baik/optimal, menuruti/menyesuaikan diri dengan norma atau menundanya, membuat perencanaan dan pengelolaan (teratur), menjadi pusat perhatian dalam kelompok, memiliki otonomi atas tanggung jawab dan kewajibannya sendiri, menjalin interaksi sosial yang lekat, menganalisa perilaku atau perasaan orang lain, menerima support dari orang lain, memimpin dan mempengaruhi orang lain, menerima kesalahan dan mengakui pada orang lain, dll.
Hasil EPPS akan membentuk grafik yang menunjukkan apakah Anda memiliki kecenderungan kuat di kebutuhan achievement, nurturance, endurance atau lainnya. Dari sini, tentu Anda sudah bisa memperkirakan, jurusan A di ITB membutuhkan orang-orang seperti apa? Untuk lingkup teknik, biasanya diperlukan orang-orang yang memiliki endurance kuat, achievement (kalau ini semua), autonomy, order. Sejumlah 225 item ditujukan untuk mendapatkan gambaran kepribadian Anda.
Pertanyaan ‘jawaban apa agar bisa diterima’ tidak berlaku untuk psikotest (termasuk EPPS). Sebab, tes ini bukan mengukur ‘apa yang dipelajari, namun untuk mendapatkan gambaran diri agar bisa optimal melakukan aktivitas (belajar – bekerja). Asumsinya, seseorang akan menampilkan performa terbaik ketika berada di lingkungan dan melakukan aktivitas yang menyenangkan juga membuat nyaman. Kesulitan akan menjadi tantangan untuk terus dipelajari dan dijawab.
Persiapkan fisik dan mental dengan cara beristirahat cukup sebelum tes. Mood jelek dan kondisi fisik yang kurang fit dapat mempengaruhi pengerjaan psikotes. Mengerjakan psikotet seperti mengeluarkan ‘seluruh’ diri yang dapat melelahkan mental. Mungkin bisa saja ada yang akan memanipulasi dengan memilih jawaban yang terlihat baik. Jawaban ini disebut ‘social desirability‘ dan telah memiliki antisipasinya. Jika jawaban Anda cenderung membentuk ‘faking good‘ maka akan dianggap tidak valid atau tidak dapat digunakan. Psikotes juga akan menggunakan lebih dari satu instrumen untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang diri Anda. So, be yourself 🙂
Dikutip dari www.konsultankarir.com
Kuesioner atau inventor kepribadian digunakan untuk mengukur ciri-ciri atau standar tertentu pada seseorang yang berpengaruh terhadap unjuk kinerja di tempat kerja. Kepribadian Anda akan tercermin melalui respon-respon dari jawaban tes atau kuesioner. Hasil akhirnya merupakan indikator penting seberapa cocok Anda dengan pekerjaan yang ditawarkan. Beberapa kuesioner atau tes kepribadian dirancang khusus untuk mengukur kecerdasan, minat, atau ketrampilan dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Penilaian kepribadian melibatkan respons Anda terhadap serangkaian item pertanyaan. Jawaban yang diperoleh digunakan untuk menyusun profil kepribadian Anda. Sehingga, jawaban Anda merupakan dasar untuk menunjukkan kepribadian. Kriteria kepribadian yang digunakan untuk kecocokan pekerjaan biasanya meliputi, kestabilan emosi, kepercayaan diri, kerjasama, kepekaan, ketrampilan komunikasi, dll.
Dalam kuesioner tes kepribadian tidak ada jawaban benar salah, karena tidak ada kepribadian yang salah. Untuk itu, kiat utama dalam menjawab kuesioner atau tes kepribadian adalah bersikap jujur. Tidak perlu berpura-pura menjadi pribadi lain. Agar semua berjalan lancar, tidak dibuat-buat, saat menjawab kuesioner atau tes kepribadian sebaiknya:
Menjawab semua pertanyaan dengan jujur, sesuai diri sendiri. Anda juga pasti tidak ingin mendapatkan pekerjaan tersebut tetapi ternyata tidak sesuai dengan Anda yang sebenarnya bukan. Untuk menjawab jujur, Anda perlu mengenali kelebihan dan keterbatasan diri Anda dengan baik. Berpikir positif mengenai diri sendiri. Ingat, ada banyak pekerjaan yang dapat dikerjakan dengan sukses oleh orang-orang dengan karakter pribadi yang berbeda-beda. Jadi yakinlah dengan diri Anda. Terakhir, sebelum memulai menjawab kuesioner atau tes kepribadian berdoalah. Jika ini yang terbaik untuk Anda, pasti Anda akan dapatkan.

Magic Numbers for Human Resource Management: Basic Measures to Achieve Better Results
Pengarang: Hugh Bucknall dan Zheng Wei
Tahun Terbit: 2006
Penerbit: John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd
Sebagai orang HR, Anda seringkali dihadapkan pada pertanyaan bagaimana cara mengukur aspek-aspek HR sehingga Anda dapat mengambil keputusan yang tepat dan bermanfaat bagi manajemen? Nah buku ini memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Dengan format bahasa yang lugas dan langsung ke sasaran, Anda dituntun untuk menggunakan satu demi satu rumus-rumus metris dan bagaimana mengukur hampir semua aspek dalam HR. Tentunya semua pengukuran menggunakan pendekatan kuantitatif.
Buku ini membantu Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul pada orang-orang HR, yaitu:
– Apakah ukuran-ukuran HR yang paling sering digunakan?
– Ukuran HR apakah yang paling populer?
– Apakah makna sesungguhnya dari ukuran-ukuran tersebut?
– Bagaimana menggunakan pengukuran tersebut secara strategis?
Penulis buku ini membagi pengukuran HR ke dalam tiga besar komponen inti HR , yakni: (1) produktivitas dan efisiensi, (2) Staffing dan Learning, (3) Talent and Reward. Setiap pengukuran dirancang dengan hati-hati dan dengan hasil kalkulasi yang dijelaskan secara detail sehingga memudahkan pembaca untuk langsung menerapkannya. Buku ini juga menjelaskan mengapa dan bagaimana pengukuran tersebut berguna.
Secara total, buku ini terdiri dari 36 bab yang berarti terdapat 36 pengukuran HR di buku ini. Dimulai dari bagaimana mengukur tingkat absen berdasarkan job category dan job performance dan ditutup dengan teknik mengukur total compensation expense per employee. Di masing-masing komponen inti yang telah disebutkan di atas dibagi lagi kedalam beberapa pengukuran sebagai berikut; komponen produktifitas dan efisiensi terdapat 19 pengukuran. Komponen staffing and learning 9 pengukuran, dan komponen talent and reward 8 pengukuran.
Pada setiap bab diberikan definisi pengukuran tersebut, formula yang digunakan, komponen pengukurannya, dimana data didapat, contoh, dan makna dari hasil yang didapat. Sungguh buku yang sangat bermanfaat bagi Anda yang berkecimpung di dunia HR.
Buku ini juga dilengkapi dengan glossary, sehingga jika ada istilah yang kita tidak mengerti kita dapat mengacu ke bagian ini. Mungkin yang jadi masalah bagi orang HR terhadap aplikasi buku ini adalah jika data-data yang akan diolah tidak ada. Berarti Anda mesti mengumpulkan datanya dulu yang belum tentu sudah ada. Namun, bagaimanapun Anda dapat segera memulainya untuk membantu Anda menjadi HR Partner di perusahaan Anda. Selamat mengukur.
1. Ability Test
Kelebihan
Kelemahan
2. Achievement test
Kelebihan
Kelemahan
3. Inventori Biodata
Kelebihan
Kelemahan
4. Interview kerja
Kelebihan
Kelemahan
5. Inventori Kepribadian
Kelebihan
Kelemahan
6. Pengukuran kejujuran/integritas
Kelebihan
Kelemahan
7. Assessment center
Kelebihan
Kelemahan
Wawancara kerja merupakan salah satu metode seleksi selain tes/psikotes untuk mendapatkan orang yang tepat di posisi tertentu. Tahap wawancara ini sangat menentukan bagi pencari kerja karena langsung berhadapan dengan pemberi kerja, kadang malah berhadapan langsung kepada calon atasan.
Untuk itu sebelum menjalani proses wawancara, ada persiapan yang harus dilakukan agar wawancara berjalan lancar. Berikut lima jurus mempersiapkan wawancara kerja:
1. Mempelajari dengan baik dan detail info yang diberikan dalam surat lamaran dan daftar riwayat hidup.
2. Pelajari atau ingat-ingat apa yang pernah ditanyakan dalam wawancara yang pernah Anda lakukan sebelumnya. Ini memberikan Anda gambaran tentang diri Anda sendiri dan mempersiapkan diri jika muncul pertanyaan yang sama.
3. Mengumpulkan sebanyak mungkin informasi terkait dengan perusahaan yang dituju, misalnya melalui internet. Usahakan untuk membuat satu pertanyaan terkait dengan perusahaan berdasarkan informasi yang Anda dapatkan. Ini menunjukkan Anda tertarik dengan perusahaan dan telah melakukan persiapan yang baik.
Skala Likert dikembangkan oleh Rensis Likert (1932). Dikenal juga dengan nama skala sikap. Skala Likert merupakan skala yang paling banyak dipakai dalam inventori kepribadian karena bentuknya yang simpel dan mudah dalam penggunaannya serta tidak sulit dalam melakukan skoring. Namun demikian, diperlukan kaidah-kaidah tersendiri dalam membuat item pada skala likert. Dibawah ini beberapa tips untuk membuat skala likert.
1. Buat item dengan singkat, padat, dan simpel. Tidak lebih dari 20 kata dalam sebuah pernyataan.
2. Hindari terjadinya makna ganda.
3. Satu pernyataan hanya terdiri dari satu ide tunggal.
4. Hindari pernyataan yang tidak mungkin dipilih oleh seorangpun atau sebaliknya.
5. Hindari terjadinya double negative dalam satu pernyataan.
6. Hindari penggunaan kata yang tidak dipahami oleh responden yang dituju.