Menemukan Karir Ideal Dan Tepat

Karir merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan yang patut diperjuangkan oleh setiap orang yang bekerja. Bahkan entrepreneur pun memiliki karir. Orang-orang yang berada di posisi rendah juga berhak membangun karirnya, tidak terkecuali.

Mencapai karir ideal yang diimpikan menandakan bahwa usaha dan kerja keras yang bernilai luar biasa telah berhasil diperjuangkan. Dalam proses pencapaian karir sukses, akan selalu ada tantangan dan rintangan yang tidak sedikit dan  membutuhkan kekuatan kamu untuk mencapai karir ideal tersebut.

Untuk mencapai sukses dalam karir impian, maka langkah pertama adalah menemukan karir yang tepat atau ideal. Diperlukan proses yang bertahap dan jangka panjang, termasuk strategi dan analisa yang matang dalam membangun karir. Memilih karir yang tepat tidak selalu menjadi hal mudah bagi sebagian orang. Pilihan karir sedikit banyak pasti akan mempengaruhi bagaimana kita menjalani sebagian besar hidup.

Karir ideal bisa jadi berupa pekerjaan yang menyenangkan, menantang, dan memenuhi hasrat diri. Karir ideal akan mendorong potensi maksimal kita muncul ke permukaan. Agar tidak habis waktu dalam menemukan karir ideal, akan lebih efisien bila kamu mengenali terlebih dahulu diri sendiri, baru mencari tipe pekerjaan dan organisasi yang sesuai dengan dirimu.

Kamu harus mencoba gali lebih dalam apa saja kelebihanmu, lalu tuliskan pada selembar kertas. Ini akan membantu mengevaluasi diri dan melihat pekerjaan apa yang cocok dan yang paling disukai.

Hal ini penting agar apa yang kamu kerjakan dapat berjalan dengan lancar. Kamu pun sebagai orang yang mengerjakan merasa nyaman karena sudah sesuai dengan passion, minat, maupun harapanmu. Ingat, bekerja harus dilandasi dengan cinta, semuanya akan terasa menyenangkan jika semangat dan gairah selalu menemani kita dalam bekerja.

Bayangkan kalau kamu berkarir yang tidak sesuai dengan passion, bisa jadi kamu akan tertekan selama mengerjakan pekerjaanmu. Bisa-bisa pekerjaan jadi berantakan, dan sulit untuk menyelesaikannya. Belum lagi timbul masalah dalam bekerja, mengalami stres sehingga dapat berakibat buruk bagi kesehatan mental.

Memilih karir yang tepat merupakan awal dari kesuksesan, karena berkarir sesuai minat, bakat, dan kemampuan akan lebih mudah bergerak untuk menyelesaikan pekerjaan. Kinerja dan produktivitas meningkat, sehingga gaji, bonus, dan kenaikan jabatan akan mengikutinya. Coba pikirkan lagi, apa pekerjaanmu yang sekarang sudah tepat untukmu? Jika belum, saatnya untuk benar-benar menggali potensi dan kapasitas diri.

Ini Alasan Kerja Tidak Sesuai Kompetensi, Kamu Salah Satunya?

Tidak semua dari kita dapat bekerja sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Bahkan lebih banyak yang bekerja bukan di bidang yang sesuai bakat dan minatnya. Misalkan saja, secara keilmuan cukup mahir dalam bidang akuntansi ternyata jadi guru BK, atau dari sarjana teknik sipil bekerja di bagian SDM. Sama sekali tidak nyambung, tetapi memang tidak semua orang bias mendapatkan pekerjaan impian. Itulah realita yang banyak terjadi saat ini.

Kadangkala ketidaksesuaian bakat dan minat dapat berdampak negatif pada hasil kinerja.  Walaupun, ada juga yang justru berhasil karena mau mempelajari hal-hal baru. Tetapi, tidak semua orang memiliki kemauan ataupun kapasitas untuk mempelajari hal yang sama sekali baru. Nah, untuk yang merasa telah salah dalam ‘jurusan’ bidang kerja, berikut Ini beberapa alasan yang melatarbelakangi mengapa seseoran bekerja tidak sesuai dengan bakat dan minatnya?

Pilih jurusan asal-asalan

Salah memilih jurusan bisa berdampak negatif saat mencari pekerjaan. Salah satunya adalah ketidakpuasan. Mengapa bisa salah? Karena waktu memilih tidak benar-benar menggali diri sendiri, lebih mengikuti apa yang dikatakan orang lain atau memilih jurusan yang lagi tren saat itu. Bisa juga karena jurusan tersebut passing grade yang terlalu tinggi sehingga tidak yakin bersaing dengan peminat yang lain atau alasan lainnya.

Nyaman menjalani masa kuliah? Bisa ya, bisa tidak. Pastinya semakin tidak nyaman saat kuliah, walaupun pada akhirnya lulus. Ketidaknyamanan tersebut akan terus terbawa hingga saat mencari kerja.  Kecuali bisa berdamai dengan diri sendiri dan berkomitmen kesalahan jurusan ini mungkin justru bisa membawa nasib baik. Tentu komitmen tinggi sangat dibutuhkan untuk berhasil dalam bidang yang kurang diminatinya tersebut.

Campur tangan orang tua

Terkadang, orang tua memang cukup susah dimengerti. Di satu sisi, sebagai anak kita wajib mematuhi perintah orang tua (asalkan itu baik). Di sisi lain, kita memiliki passion sendiri dan yang menurut kita adalah keahlian kita. Seperti contohnya, orang tua kita ingin kita berkuliah di jurusan manajemen misalnya dengan pertimbangan ini dan itu, padahal passion kita di bahasa.

Jika jalur komunikasi dan negosiasi sudah mentok, apalagi yang mesti dilakukan kecuali menyerah. Bukan begitu? mengingat supplier keuangan adalah orang tua. Alhasil, lulus kuliah kita lebih memilih pekerjaan yang sesuai passion dan bersebrangan dengan kompetensi selama kuliah.

Bingung, apa ya Passion-nya?

Tidak sedikit orang yang bingung mengidentifikasi apa sih sebenarnya passion yang dimilikinya itu. Bakat mengajar tidak yakin, bakat jadi banker juga tidak, bakat jadi arsitek apalagi. Lalu apa passion-nya? jawabannya tetap saja bingung. Biasanya, hal ini terjadi pada mereka yang memang dalam kesehariannya lebih senang dengan kegiatan yang ringan dan santai bersama teman-teman.

Untuk itu, usahakan kenali bakat dalam diri, temukan, asah bakat tersebut dan dukung dengan mengambil jurusan yang tepat di bangku perkuliahan. Mengenali passion adalah modal penting untuk menjalani proses perkuliahan yang nyaman dan bekerja pada bidang yang memang sesuai dengan bakatnya.

Jika sudah terlanjur terjadi memilih jurusan yang tidak sesuai dengan keahlian diri, apa yang harus kita lakukan? Ada dua alternatif, yaitu dengan mengakrabi pekerjaan itu dengan cara menaklukkan dan lalu menghayati peran di dalamnya, atau dengan keluar, mencari yang baru yang sesuai, atau dengan membuka lahan pekerjaan baru secara mandiri berdasarkan passion.

Apa itu Kompetensi Diri

Secara berkala perusahaan atau organisasi atau suatu lembaga akan melakukan assessment center selain tes kerja, guna mengetahui kompetensi diri dari pegawainya, yang bisa diketahui dan diukur dari penilaian kompetensi maupun pengukuran perilaku. Berikut ini adalah pembahasan mengenai kompetensi diri dan jenis-jenisnya dengan lebih lanjut.

Pengertian Kompetensi Diri

Kompetensi diri ialah merupakan kualitas diri, atau karakteristik seorang individu yang mendasar, yang merupakan bagian dari kepribadian seseorang yang sudah tertanam dan juga sudah berlangsung lama, yang akan dapat memprediksi reaksi dan perilakunya dalam berbagai situasi kerja dan menjadi menyebabkan serta salah satu latar belakang suatu tindakan perilaku dan kinerja atau performance.

Kata kompetensi itu sendiri berasal dari kata bahasa Inggris, yakni competency, yang mempunyai arti berupa kecakapan ataupun kemampuan, yang adalah merupakan suatu kombinasi dari pengetahuan, dan juga keterampilan serta sifat kepribadian yang bisa meningkatkan kinerja karyawan, sehingga diharapkan akan mampu memberikan kontribusi terhadap kesuksesan suatu organisasi atau perusahaan atau suatu lembaga.

Tiga Aspek Pilar Kompetensi

Tingkat kompetensi itu didukung oleh tiga aspek pilar, yakni sebagai berikut.

1. Pengetahuan atau Knowledge

Pengetahuan ini bisa ditambah dan dikembangkan dengan mengikuti pendidikan akademik secara formal.

2. Kemampuan atau Skill

Kemampuan atau keterampilan ini bisa diasah hingga menjadi makin mahir.

3. Tingkah Laku atau Attitude

Yakni sikap dan perilaku seorang individu. Aspek kompetensi diri yang satu ini sering disebut sebagai faktor gunung es yang tidak nampak di permukaan, sehingga agak sulit diketahui dengan jelas.

Sejarah Penilaian Kompetensi

Istilah penilaian kompetensi atau Competency assessment itu pertama kali diperkenal oleh seorang yang bernama David McClelland du tahun 1973 dalam suatu artikelnya dengan judul Testing for competence rather than for intelligence atau ialah Menguji Kompetensi daripada uji Kecerdasan.

Di sekitar tahun 1982 kemudian Boyatzis melakukan pengumpulan data komprehensif dengan mempergunakan metode McBer and Company yakni Job Competence Assessment atau penilaian Kompetensi Pekerjaan yang dilakukan di Amerika Serikat. Mulai saat itulah kemudian faktor kompetensi lantas menjadi faktor yang penting dalam berbagai pertimbangan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia.

Jenis Kompetensi

Jenis kompetensi bisa dibagi menjadi dua bagian, sebagai berikut.

Surface atau Permukaan yang Nampak

Bagian kompetensi yang dapat dilihat dan juga dikembangkan itu adalah surface competency atau kompetensi permukaan, yang nampak dari luar dan bisa lebih mudah untuk diukur, yakni pengetahuan dan juga keterampilan.

Core atau Inti

Sedangkan bagian kompetensi yang tidak dapat dilihat dan juga sulit untuk dikembangkan itu adalah core atau sentral atau inti kepribadian, yakni seperti sifat-sifat, dan motif, juga sikap serta value atau nilai-nilai.

Demikianlah pembahasan mengenai apa itu kompetensi diri dan jenis-jenis kompetensi. Semoga bermanfaat.

Apa itu Kompetensi?

Tingkat kemampuan seseorang dalam bekerja sehingga bisa berkinerja unggul dibandingkan dengan rekan kerjanya yang lain seringkali disebut sebagai tingkat kompetensi. Kompetensi dapat diukur secara relatif dengan suatu instrumen penilaian kompetensi, salah satunya melalui teknik assessment center.

Selain itu ada juga pengukuran perilaku melalui tes psikometri, wawancara, role play, diskusi, dan lain-lain. Kesemuanya merupakan bagian dari alat tes dalam assessment center. Pembahasan mengenai kompetensi secara lebih lanjut bisa disimak sebagai berikut ini.

Definisi Kompetensi

Kompetensi adalah gambaran kemampuan individu dalam menuntaskan pekerjaan, merupakan kombinasi optimal dari skill, pengetahuan, dan attitude kerja sehingga dengan menguasai beberapa kompetensi tertentu seseorang bisa disebut mampu bekerja efektif.  Kompetensi juga merupakan bagian karakteristik seseorang yang dibentuk dari pengalaman, pendidikan, dan lingkungan sosial. Tingkat kompetensi menjadi salah satu alat ukur untuk memprediksi  sejauhmana kinerja atau performance akan ditampilkan karyawan.

Kata kompetensi itu berasal dari kata bahasa Inggris, yakni competency, yang memiliki arti  kecakapan ataupun kemampuan. Orang yang cakap atau mampu bekerja seringkali disebut juga dengan orang yang kompeten.  Ia berarti memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan (skill) dan sifat kepribadian yang membawanya menjadi karyawan yang kompeten, karyawan yang unggul dan mampu memberikan kontribusi terhadap kesuksesan organisasi.

Karenanya penting untuk melakukan penilaian kompetensi guna memprediksi perilaku karyawan dalam berbagai situasi kerja.

Sejarah Penilaian Kompetensi

Istilah penilaian kompetensi atau Competency assessment pertama kali diperkenalkan David McClelland di tahun 1973 dalam artikelnya yang berjudul Testing for competence rather than for intelligence. Di tahun 1982, Boyatzis melakukan pengumpulan data komprehensif dengan mempergunakan metode yang dikembangkan oleh McBer and Company, yakni Job Competence Assessment atau penilaian kompetensi kerja.

Mulai saat itulah kompetensi menjadi faktor penting untuk menilai kemampuan kerja karyawan dan menjadi pertimbangan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia.

Elemen Kompetensi

Terdapat tiga elemen kompetensi sebagai berikut:

Motives atau Motif

Motif adalah latar belakang mengapa seseorang memikirkan dan menginginkan sesuatu. Pemikiran yang konsisten muncul pada diri seseorang sehingga menyebabkannya mengambil tindakan. Motif memunculkan ciri-ciri atau trait pada diri seseorang. Motif juga memunculkan respon-respon yang konsisten dalam berbagai situasi formal ataupun informal.

Tindakan dan perilaku kerja seringkali didasari oleh motif-motif tertentu, sehingga memahami konsep diri, sikap, dan nilai-nilai yang dianut seseorang dapat memberikan gambaran tentang kemungkinan kinerja seorang karyawan.

Knowledge atau pengetahuan adalah informasi yang dimiliki oleh seorang individu dalam suatu area spesifik yang tertentu.

Skill atau keterampilan adalah kecakapan seorang individu untuk menampilkan tugas fisik ataupun tugas mental tertentu yang dibutuhkan untuk menuntaskan suatu pekerjaan.

Berdasarkan bagiannya, kompetensi bisa dibagi menjadi dua bagian, yakni:

Surface atau permukaan

Bagian kompetensi yang dapat dilihat dan dikembangkan disebut surface competency atau kompetensi permukaan. Kompetensi yang nampak dari luar dan lebih mudah diukur, yakni pengetahuan dan keterampilan atau keahlian.

Core atau Inti

Bagian kompetensi yang tidak dapat dilihat dan relatif sulit untuk diukur serta dikembangkan, disebut dengan core atau sentral atau inti, yakni sifat, sikap, dan motif, juga nilai-nilai. Bagian inti menjadi dasar bagaimana kompetensi seseorang ditampilkan atau dikembangkan.

Demikian sekilas tentang kompetensi.  Semoga bermanfaat!

Persiapan Tes Kerja

Bagian HRD atau bagian sumber daya manusia selain menyelenggarakan assessment center untuk mengetahui tingkat kompetensi, juga melakukan penilaian kompetensi untuk program pengembangan pegawai.  Proses rekrutmen juga dapat menggunakan assessment center  guna menyaring kandidat menggunakan kriteria kompetensi.  Selain assessment center, apa saja tes lain yang menjadi dasar perusahaan untuk melakukan seleksi kandidat? Berikut adalah beberapa alat ukur yang biasa digunakan:

Psikotes

Istilah psikotes hanya ada di Indonesia. Ini istilah informal yang menunjukkan bahwa seleksi mengukur aspek psikologis individual yang mencakup kecerdasan, sikap, dan kepribadian. Alat psikotes yang sering digunakan oleh biro konsultasi psikologis diantaranya Wartegg, Krapelin, IQ test, tes grafis, EPPS, dan TAT.  Ada banyak sekali bocoran alat-alat ini jika kita meng-google.  Namun demikian, bocoran tersebut belum tentu benar karena ini hanya salah satu alat dan mengukur kepribadian membutuhkan beragam alat ukur, termasuk wawancara karena itu akan lebih baik jika tidak terlalu percaya dengan bocoran-bocoran tersebut.  Tidak perlu khawatir dalam menjalani psikotes ini, tak perlu juga melakukan persiapan yang berlebihan. Perhatikan stamina saat tes, tidur yang cukup, juga makan dan minum yang cukup sebelum menjalani psikotes. Konsentrasi tinggi dibutuhkan saat menjalani tes ini supaya hasilnya bisa maksimal.

Tes Psikometri

Pada  prinsipnya psikotes adalah juga tes psikometri. Tes psikometri menunjukkan bahwa alat ukur tersebut dibangun dengan pendekatan psikometri.  Alat tes yang dibangun dengan pendekatan psikometri akan menjadi alat ukur yang reliabel dan valid karena memang dibangun dengan teknik-teknik ilmiah yang terjaga.  Penyebutan tes psikometri menunjukkan bahwa perusahaan memilliki alat psikometri yang khas, tergantung tujuan dibangun.  Alat tes ini bisa dibangun dengan beragam tujuan, salah satunya untuk mengukur kecerdasan, kepribadian, minat, integritas, sikap kerja, dan kompetensi tergantung perusahaan ingin membangun tes psikometri untuk tujuan apa.  Nah, jika perusahaan menyebutkan tes psikometri, berarti kita tahu bahwa ini adalah  tes psikologis yang dibuat oleh perusahaan itu sendiri untuk mengukur aspek psikologis kita.  Bisa jadi alat ini mengukur kompetensi atau bisa juga mengukur sikap kerja atau lainnya.  Karena sama-sama mengukur aspek psikologis, seperti juga psikotes, persiapan yang sama perlu dilakukan.  Yakin juga sama diri sendiri.  Semakin kamu percaya dengan kemampuan sendiri, semakin yakin kamu menjawab. Tapi jika sudah tidak percaya diri, maka akan semakin ragu-ragu yang berpotensi membuat kamu semakin ‘jatuh’.

Jika persyaratan administrasi sudah sesuai dan lolos, maka sebenarnya tidak perlu merasa khawatir, karena bisa dipastikan bahwa kandidat telah memenuhi persyaratan minimal yang dibutuhkan perusahaan, termasuk keterampilan dasar minimal, tinggal berusaha untuk lebih konsentrasi dalam berusaha supaya bisa mencapai skor nilai yang tinggi dibandingkan kandidat atau peserta tes, yang lain. Persiapan lain yang tak kalah penting adalah berdoa dan sarapan secukupnya, agar tidak mengalami gangguan konsentrasi dan agar dapat menjalani tes dengan lancar.

Tes Wawancara

Wawancara menjadi tahapan yang pasti ada dalam seleksi kerja.  Dalam wawancara kandidat akan bertemu dengan calon atasan atau orang HRD.  Ada banyak sekali tips dan trik wawancara di internet.  Kamu bisa juga cek ke www.konsultankarir.com.  Website ini menyediakan banyak sekali artikel persiapan wawancara yang bisa jadi kamu butuhkan untuk membantu kamu lebih siap dalam wawancara. Intinya, dalam wawancara pastikan untuk selalu jujur dengan cara tepat.  Kejujuran itu sangat penting, namun juga jika itu hal yang kurang baik, pastikan bahwa kamu telah belajar dari kesalahan tersebut.  Kandidat yang bersikap sopan dan jujur, serta optimis dan menjawab tiap pertanyaan yang diajukan dengan taktis dan cerdas, akan lebih menarik bagi pewawancara dibandingkan kandidat yang jujur, tapi naïf.  Ingat juga untuk berpakaia rapi dan bersih.

Apa dan mengapa coaching?

Coaching adalah kemitraan antara klien (Anda) dan coach melalui proses yang kreatif, menggugah pemikiran, dan menginspirasi Anda untuk memaksimalkan potensi personal dan profesional (definisi ICF). Dalam dunia kerja yang semakin kompleks dan penuh ketidakpastian, memiliki seorang coach tentunya akan sangat membantu kita untuk terus tumbuh, berkembang, dan sukses.

Mengapa?

Karena seorang coach dapat membantu Anda mengenali blind-spot, membantu Anda mencapai tujuan, membuat Anda berkomitmen atas tujuan Anda dan yang paling penting, coach membantu kita menjadi diri kita yang lebih baik.

Coaching didasari keyakinan bahwa Anda dapat menciptakan kondisi-kondisi yang dapat mendukung tercapainya tujuan dan kesuksesan Anda. Fokus coaching adalah mengeluarkan yang terbaik dalam diri Anda.

Coaching tak lain dan tak bukan adalah sebuah proses perubahan untuk pertumbuhan, rangkaian kemajuan untuk hidup yang lebih bermakna.

Coaching membantu Anda berpindah dari kondisi ‘stuck’ atau penuh ‘duri’ ke kondisi atau tempat yang lebih baik, dengan cara mengajak Anda untuk memahami perspektif, keyakinan, skill, motivasi, atau sikap Anda sendiri sehingga mampu menemukan solusi Anda sendiri dan menjalankan solusi tersebut dengan penuh kesadaran dan komitmen.

Untuk itulah proses coaching menuntut seorang coach untuk mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat yang dapat mengungkit kesadaran Anda sehingga memunculkan ‘a-ha’ dalam diri Anda. Relasi antara Anda dan coach adalah relasi kuat yang didasari sifat hakiki manusia, yakni kasih sayang.

Coach profesional menghormati dan menghargai Anda selaku pemilik dan pemegang kendali penuh atas hidup Anda. Anda adalah expert atas diri Anda sendiri. Coach profesional meyakini bahwa setiap orang memiliki kreatifitas, kepandaian, dan keunikannya sebagai individu dan mampu menjalani hidupnya dengan independen.

Fungsi seorang coach membantu Anda menyadari kekuatan diri sendiri dan memastikan bahwa Anda memiliki pemahaman, pengetahuan, dan motivasi untuk sukses dan mencapai tujuan Anda dengan lebih efektif.
Bagaimana mengetahui keberhasilan proses coaching?

Keberhasilan coaching dapat diketahui dari bagaimana Anda secara dramatis meningkatkan pandangan Anda terhadap pekerjaan dan kehidupan Anda sendiri, sekaligus juga meningkatkan keahlian memimpin diri sendiri dan membuka potensi diri Anda. Inilah manfaat sesungguhnya coaching.

Manfaat lainnya:
• belajar menyelesaikan masalah sendiri dan menjadi akuntabel.
• belajar menemukan diri sendiri.
• belajar menerima tanggung jawab dan berkomitmen.
• belajar mengembangkan adaptabilitas yang lebih tinggi terhadap perubahan.
• belajar membangun hubungan interpersonal yang membawa dampak positif.
• belajar mencapai tujuan dengan lebih efektif

Jika saat ini Anda sedang ‘stuck’ atau gamang dengan karir atau kehidupan profesional Anda, mungkin ini saatnya Anda bekerjasama dengan coach.

Sukses!

*ICF = International Coach Federation (www.coachfederation.org)

Our Partner